Rabu, 11 Juni 2014

Kegiatan Penangkaran Kupu-Kupu

PENYEDIAAN TANAMAN INANG, TANAMAN PAKAN DAN TANAMAN HIAS



 


Tahap awal dari kegiatan penangkaran kupu-kupu adalah penyediaan tanaman inang dan tanaman pakan bagi kupu-kupu. Penyediaan tanaman inang dilakukan dengan menanam berbagai jenis tanaman yang merupakan makanan bagi larva kupu-kupu, tanaman tersebut antara lain Sirih hutan (Aristolochia tagala) untuk jenis Troides helena dan Troides amprhysus; Jeruk (Citrus sp) untuk jenis Papilio memnon, Papilio helen

dan, Pakliokta sp dan sebagainya.Setelah tanaman inang tersedia tahapan berikutnya adalah penyediaan tanaman pakan, penyediaan tanaman ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan nektar yang merupakan makanan bagi imago (kupu-kupu). Penyediaan tanaman pakan dilakukan dengan menanam berbagai jenis bunga yang menghasilkan nektar, jenis-jenis tersebut antara lain pagoda (Clerodendrom sp), soka (Ixora sp), Kembang kertas (Bougenvillea spectabilis), Melati (Jasminum multiflorum). Selain jenis tanaman inang dan tanaman pakan ditanam juga jenis tanaman hias dan tanaman pelindung. Jenis tanaman hias antara lain aglaonema sp, rumput hias dan sebagainya. 
PENGADAAN BIBIT KUPU-KUPUDalam pelaksanaannya kegiatan ini dilakukan dengan dua metode yaitu pengadaan bibit dengan cara menangkap kupu-kupu yang dijumpai di sekitar kandang, jenis yang ditangkap merupakan jenis asli yang ada di Pulau Pramuka jenis tersebut adalah Pakliokta sp dan Papilio helena ataupun pengadaan bibit dengan membeli kepompong dari penangkaran maupun dari  pengumpul alami. Kepompong yang dibeli merupakan jenis yang tidak dijumpai di Pulau Pramuka, hal ini dimaksudkan untuk menambah koleksi jenis. Jenis kepompong yang didatangkan antara lain Troides amphrysus, Troides helena, dan Papilio memnon. PEMELIHARAAN TELUR, LARVA, KEPOMPONG DAN KUPU-KUPU




Kurang lebih empat jam setelah menetas kupu-kupu akan melakukan perkawinan (kopulasi). Dalam satu siklus kupu-kupu jenis Troides spp dan Papilio spp dapat memproduksi telur antara 300- 400 butir. Kegiatan yang dilakukan untuk memelihara telur-telur tersebut adalah dengan memindahkan telur yang menempel pada tanaman ke cawan petri menggunakan kuas kecil. Telur-telur dalam cawan petri kemudian disimpan pada rak-rak penetasan. Masa inkubasi telur antara 15-21 hari tergantung jenis telur dan suhu udara pada ruang penetasan.
Nilai ekonomis kupu-kupu cukup tinggi jika sudah diolah dalam bentuk opsetan yang sempurna dan tertata rapi. Dalam melakukan pengawetan diperlukan ketelitian penanganannya. Tahapan pengawetan kupu-kupu dimulai dengan penyuntikan dan pembentangan sayap, alat dan bahan yang digunakan untuk penyuntikan adalah jarum suntik dan formalin atau alkohol 70 %. Penyuntikan dilakukan pada bagian dada yaitu pertengahan antara pasangan kaki kedua dan ketiga dari atas. Kupu-kupu dipegang dengan tangan kiri dan posisi sayap dilipat, jarum suntik membentuk sudut sekitar 450. Untuk 1 ekor kupu-kupu disuntikkan 2 ml alkohol atau formalin. Kemudian dilakukan pembentangan sayap atau penataan sayap sesuai dengan posisi kupu-kupu yang diinginkan. Alat yang digunakan adalah papan bentangan, jarum pentul, kertas milimeter, kertas kalkir dan pinset. Kupu-kupu yang sudah disuntik kemudian dibentangkan di atas papan bentangan kemudian dihimpit dengan kertas kalkir. Dalam 1 papan bentangan dapat dipasang 2 atau 3 kupu-kupu tergantung besar papan dan kupu-kupu. Setelah pembentangan selesai, papan bentangan bisa dijemur atau disimpan di dalam lemari yang diberi cahaya lampu secara terus-menerus selama kurang lebih 7 hari.
Kegiatan penangkaran kupu-kupu di Pulau Pramuka telah menjadi bukti bahwa penangkaran kupu-kupu tidak hanya dapat dilakukan di daerah pegunungan dengan sumber air tawar melimpah, dan suhu udara sejuk tetapi dapat juga dilakukan di pulau-pulau sangat kecil yang mempunyai persediaan air tawar terbatas dan suhu udara panas.


Setelah telur menetas kegiatan selanjutnya adalah pemeliharaan larva, dalam kegiatan ini larva-larva ditempatkan pada kotak-kotak pemeliharaan. Dalam satu rak diisi 3-10 ekor larva, tergantung besarnya larva. Waktu pemeliharaan larva berkisar antara 15-21 hari tergantung suhu ruangan dan jenis larva.
Sebelum menjadi kupu-kupu (imago) larva dewasa bermetamorfosis menjadi kepompong. Proses perubahan tersebut ditandai dengan aktivitas larva yang kurang aktif, dan pembentukan kulit pembungkus. Kepompong yang terbentuk sempurna akan menempel pada dinding rak.
Kegiatan pemeliharaan kepompong dilakukan dengan mengangkat kepompong dari rak dengan cara menyayat benang halus yang menempel. Kepompong yang sudah diangkat kemudian digantung pada rak penetasan. Waktu yang dibutuhkan kepompong sebelum bermetamorfosis menjadi kupu-kupu berkisar antara 2-3 minggu tergantung jenis dan kondisi lingkungan pada lokasi penetasan.
Kupu-kupu yang telah menetas kemudian dipindahkan ke taman kupu-kupu, 3-4 jam setelah menetas kupu-kupu telah mampu terbang dan melakukan perkawinan. Umur kupu-kupu berkisar antara 2-3 minggu, dimana salah satu faktor yang mempengaruhi kemempuan bertahan hidupnya adalah ketersedian pakan, oleh karena itu pada saat ketersediaan pakan alami dianggap kurang mencukupi, maka diberikan pakan tambahan berupa cairan gula. Cairan gula ini berfungsi sebagai pengganti nektar yang merupakan makanan dari kupu-kupu.
PEMBUATAN OPSET KUPU- KUPU
Setelah 1 minggu di papan bentangan, kupu-kupu siap ditata baik di figura, lemari opsetan atau benang yang direntangkan. Figura  yang digunakan dibuat sedemikian rupa sehingga di dalam figura  ada ruangan untuk kupu-kupu agar tidak terhimpit kaca. Kupu-kupu ditempelkan pada busa (steiroform) dengan dilem di bagian dadanya. Kemudian busa ini ditempel pada dasar figura.
Sampai saat ini penangkaran kupu-kupu di Pulau Pramuka telah dimanfaatkan sebagai obyek wisata pendidikan, obyek penelitian dan sarana pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat sekitar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar